Yamaha Jupiter-Z MP1 Aflikasi Balancer Ringan

Yamaha Jupiter-Z mp1 tunggangan Diaz Kumoro Djati tidak terkejar di MP1 (125cc) MotoPrix Seri VIII, tiga Minggu Lalu di Sirkuit JI Expo Kemayoraan. Walau di akhir race 2 mbrebet namun tetap juara 2. Kuncinya, mesin diseting serba ringan.

yamaha juviter z mp1
“Setingan ringan menyesuaikan sirkuit Kemayoran yang lalu, yang dibikin rolling speed,” jelas Heru Hardianto, kepala mekanik di tim Yamaha TDR FDR Federal Oil NHK Yonk Jaya ini.

Serba ringan misalnya di balancer. Hanya dibuat 375 gram. Menurut mekanik beken disapa Heru Kate itu, ukuran segitu termasuk paling ringan. Supaya putaran mesin lebih cepat naiknya karena sirkuit yang treknya didominasi tikungan rolling speed.

Trek lurusnya hanya 170 meter bisa dikatakan pendek. Tidak perlu bandul yang berat sudah cukup tercapai. Asalkan rasio kompresi juga dibikin enteng alias rendah.

Untuk main di Kemayoran kemarin rasio kompresi dipatok 12,8 : 1. Padahal biasanya bisa sampai 13,2 : 1. Namun agar atasnya jalan mengimbangi balancer yang ringan untuk putaran bawah, kompresi harus dibuat rendah. Tentunya supaya top-speed juga tercapai.

Magnet juga dibuat ringan. Karena dibubut abis. “Beratnya paling hanya tinggal 400 gram,” jelas Heru yang bermarkas di dekat Stadiun Maguwo, Sleman, Jogja.

modifikasi head yamaha mp1
Rupanya ini yang bikin Jupiter mbrebet di akir lap. Magnetnya pecah karena dibubut terlalu tipis. Jadinya mesin tidak mau teriak seperti kekurangan bensin.

Setingan lain pada rasio masih sama untuk setiap sirkuit dadakan. Namun bedanya hanya pada sproket. Ini kali menggunakan 14/43.

Untuk pilihan klep menggunakan ukuran 29/24 mm. Sedangkan durasi kemnya berkisar 273 derajat. Klep in kira-kira membuka 35 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 58 derajat setelah TMB (Titik Mati Bawah).

Kemnya dibuat kembar. Untuk menyesuaikan trek tinggal diatur sendiri maju-mundurnya. Yang jelas durasinya tetap dibuat sama.

Menurut Heru, dari awal motor ini jadi, setingannya sama. Paling menyesuaikan sirkuit saja. Untuk lubang in dan ex juga tetap sama.

Lift Kem
Lift atau tinggi bukaan klep ditentukan oleh bubungan atau benjolan di kem. Beberapa mekanik memang punya pendapat masing-masing soal lift klep ini.

kem yamaha juviter z mp1
Seperti Heru Kate yang mekanik Yamaha Jupiter-Z geberan Diaz Kumoro Djati dari Yamaha TDR FDR Federal Oil NHK Yonk Jaya itu. Dia punya patokan sendiri.

Meski durasi sama, Heru mematok lift kem buang lebih tinggi dibanding yang isap. Teori ini kebalikan dari beberapa mekanik lain yang justru malah mematok lift klep isap lebih tinggi.

Heru mematok lift kem isap 9,4mm sementara lift klep buangnya 9,5mm. “Lift klep buang lebih tinggi 0,1mm,” jelas mekanik yang aslinya sarjana Pertanian dari Universitas Veteran Jogja itu.

Menurut Heru lagi, dibuat seperti itu tentu ada maksud dan tujuannya. Yakni, agar setingan mesin tidak basah. Sehingga nafas mesin menjadi lebih panjang. Rpm mesin mampu teriak panjang.


0 comments:

 
cool hit counter
Powered by Blogger